Rabu, 19 Agustus 2015

"Dibalik Fenomena KMGP"


          Alhamdulillah, Minggu 16 Agustus 2015 lalu Allah mengizinkan saya untuk hadir dalam acara yang diadakan oleh FLP (Forum Lingkar Pena) Gresik. "Talkshow Bersama Penulis & Bintang Film Ketika Mas Gagah Pergi". Sejujurnya saya belum seberapa tahu tentang film itu sebelumnya. Cuma terkadang lihat di dunia maya kok Mas Gagah banyak disebut-sebut ya? Siapa sih sebenarnya Mas Gagah itu? Hehe. Berniat datang ke suatu acara tapi kalau tidak tahu acara tersebut apa rasanya kurang pas kan ya. Jadilah semaleman googling tentang film itu, Ketika Mas Gagah Pergi atau yang lebih keren disebut KMGP. Hehe.. Ya, baca sekilas tentang isinya, pemainnya, dan penulisnya rasanya sedikit tertarik hati ini. Semakin yakinlah buat datang di acara itu keesokan harinya. Makin bertambah yakin kalau film ini bukan sembarang film setelah mendengar langsung penjelasan dari pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan ini, Bunda Helvy Tiana Rosa selaku penulis, pemain film KMGP, serta ketua FLP Pusat (Mbak Sinta Yudisia). Intinya dari acara tersebut saya menyimpulkan ada beberapa poin penting yang membuat kita semua wajib untuk mendukung film ini hehe
  1. Novel yang sebenarnya sudah ditulis dalam bentuk cerpen sejak tahun 1992 ini ternyata mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan juga hidayah bagi pembacanya. Jujur aja sampai nangis saat baca novel ini :'). Habiburrahman El Shirazy bahkan mengatakan bahwa seharusnya KMGP menjadi salah satu bacaan pembentuk karakter yang didistribusikan Depdikbud ke sekolah-sekolah.
  2. Idealisme yang dibawa dalam film ini. Dari tahun 1992 sampai sekarang bukannya tidak ada PH yang mau mengangkat cerita ini ke dalam film layar lebar, Namun kebanyakan dari mereka tidak sejalan dengan si penulis novel. Idealisme Mas Gagah yang dibawa dalam KMGP ini tetap harus diperjuangkan. Di luar sana ternyata terlalu banyak hal dimana Mas Gagah "harus kalah" dengan keinginan pemilik modal. Namun alhamdulillah idealisme tersebut masih dibawa sampai saat ini. 1 September 2014 ada ikhtiar untuk membuat film ini dengan crowd funding yang merupakan pendanaan secara gotong royong untuk mewujudkan gagasan yang sama-sama disepakati. 
  3. Idealisme itu tidak hanya ada di dalam cerita KMGP namun dalam proses pembuatan filmnya. Terus terang poin ini yang membuat saya benar-benar takjub. Yang pertama, tokoh dalam cerita KMGP ini tidak boleh diperankan oleh sembarang orang. Terutama sosok Mas Gagah. Baik saja tidak cukup untuk memerankan sosok Mas Gagah ini. Butuh seseorang yang benar-benar baik dan sholeh, tidak hanya dalam film namun juga dalam kesehariaanya. Akhirnya melalui seleksi yang cukup ketat, terpilihlah sosok Hamas Syahid Izzuddin, mahasiswa fakultas ekonomi Universitas Airlangga. "Saya tidak bercita-cita jadi bintang film, tetapi saya ingin melakukan syiar, dakwah melalui film," kata sosok yang juga penghafal Al-Qur'an ini. Yang kedua, adegan dalam film ini inshaaAllah tidak ada yang melanggar syariat seperti bersentuhan tangan dengan yang bukan mahram dsb. "Kalaupun nanti ada adegan berpelukan antara Mas Gagah dan Gita, maka yang berpelukan itu adalah Hamas dan adik perempuannya sendiri", ujar Bunda Helvy. Nah hal ini yang sungguh saya kagumi dari film ini. Mungkin ini adalah film pertama islami yang benar-benar menjunjung tinggi syariat Islam dalam proses pembuatannya meskipun sebelumnya juga sudah banyak film-film Islami sebelum KMGP.
  4. Jika sukses tayang, inshaaAllah sebagian keuntungan dari film KMGP ini akan disumbangkan untuk pendidikan di wilayah Indonesia timur dan juga pendidikan anak-anak Palestina. tak hanya sampai disitu, buku Jejak-Jejak Mas Gagah yang ditulis dalam rangka mendanai film ini, sebagian hasilnya juga akan disumbangkan untuk pembangunan shelter pengungsu Rohingnya di Aceh. Semua sumbangan disalurkan melalui Aksi Cepat Tanggap,
Bagaimana keren bukan film ini?? jangan lupa ikut berpartisipasi demi suksesnya film ini ya. Dengan ikut berpartisipasi, kita sudah ikut menanam pohon, menyumbang oksigen bagi Indonesia dan turut membantu petani selama 5 tahun. Program ini bekerjasama dengan Trees.id. For your information ya guys, penjaga masjid dan anak tukang sampah saja tidak mau ketinggalan untuk patungan bikin film KMGP ini.. So what about you? Hehe. Tidak perlu berpikir panjang. InshaaAllah bermanfaat dan berkah :)



Suasana saat talkshow

Kamis, 06 Agustus 2015

Cinta Dalam Diam

    Hari ini Aisyah kembali melihat sosok itu. Ya, sosok yang dirindukan kehadirannya, sosok yang bayangannya sering mampir di pikiran Aisyah sejak mereka tergabung dalam kelompok yang sama untuk suatu project. Meskipun mereka sudah tidak berkomunikasi lagi setelah project yang mereka kerjakan selesai tujuh bulan lalu, namun sosok itu tampaknya masih sering hadir di pikiran Aisyah. Sama seperti pertemuan sebelumnya, Aisyah melihat kembali sosok itu di masjid kampus. Bedanya kali ini ia mampu mengontrol hasratnya untuk tidak bergegas seusai sholat agar bisa bertemu dengannya. Hari ini cukuplah bagi dia untuk melihat sosok itu dari jauh, tak perlu lagi baginya untuk meninggalkan dzikir setelah sholat yang biasa ia lakukan agar bisa bergegas menemuinya. Aisyah cukup bersyukur karena Allah masih mengizinkannya melihat sosok yang begitu dirindukannya akhir-akhir ini. Setidaknya itu sudah lebih dari cukup untuk mengobati rasa rindu yang ada di hatinya. Dia berhasil menghindari pertemuan yang sebenarnya bisa ia ciptakan. Ya, cukuplah bagi Aisyah untuk mencintainya dalam diam. Membiarkan hanya dirinya dan Sang Pencipta yang tahu. Dia yakin , kelak di waktu yang tepat Allah akan pertemukan dia dengan belahan jiwanya yang sesungguhnya. Mungkin saja sosok yang sedang dirindukannya saat ini mungkin saja sosok yang lain. Yang pasti belahan jiwanya, seseorang yang namanya sudah dituliskan di Lauhul Mahfudz untuk menjadi teman hidupnya kelak. Dialah yang berhak untuk mendapatkan cinta Aisyah..


Surabaya, 7 Agustus 2015
Menjelang pagi, ditengah kegalauan karena kawanan nyamuk yang menyerang ^^