Seorang teman tiba-tiba meminta ijin leave dari grup tanpa memberitahukan alasan apapun. Begitu minta ijin langsung ‘mak klinthung’ keluar begitu saja. Banyak yang heran lalu bersuudzon dan menebak-nebak alasan kepergiannya. Dari kabar yg paling valid diketahui rupanya dia pergi menunaikan ibadah umroh selama beberapa waktu. Mungkin agar tidak mengganggu ibadahnya dia sengaja menenangkan diri dengan keluar dari grup. Yang membuat saya salut, dia ini teman yang cukup eksis di grup dan medsos. Seperti kebanyakan kita, sering juga memposting status dan foto-foto aktifitasnya. Tapi ketika saatnya ibadah, tak ada satupun foto dan rekam jejak ibadah yg dia upload dan kabarkan kepada teman-temannya. Bahkan sekedar meminta doa restu pun tidak.
Saya mencoba memahaminya. Meminta doa memang baik, tapi disitu kadang justru sering terselip nafsu ingin pamer dan riya. Mungkin dengan alasan itulah pilihan diam-diam lebih dia sukai. Luar biasa salut pada kehati-hatiannya dalam beribadah. Sepertinya paham betul bahwa bentuk ibadah itu adalah murni dan spesial hanya dipersembahkan untuk-Nya. Selain dari itu bisa jadi akan merusak amalannya atau bahkan bisa justru menjerumuskannya dalam kategori syirik. Jika aktifitas harian boleh diunggah ke medsos, maka khusus untuk aktifitas ibadah dia unggah langsung ke langit. Seribu satu orang yang bisa begitu, apalagi di zaman teknologi informasi seperti ini. Apa coba yang tidak ingin kita pamerkan? Apalagi ibadah mahal yang identik dengan plesiran, wajar dong kalau satu dua foto diupload? Terus terang saya malu sekaligus iri dengan keteguhan hati yang sanggup memurnikan ibadah hingga seperti itu.
Sedangkan saya sendiri,
sholat di masjid bagusan dikit…cekrek!
Nyumbang panti asuhan setahun sekali…cekrek!
Buka puasa bersama dhuafa…cekrek!
Atau sekedar update status dini hari untuk mengajak sholat agar ketahuan kita lagi tahajud.
Atau sekedar mengomentari makanan berbuka agar ketahuan kita lagi puasa.
Atau sekedar mohon doa restu selamat dan lancar agar semua tahu kita mau berangkat umroh atau haji.
Amalan memang bergantung pad niatnya. Atas alasan syiar semua itu memang sah-sah saja.. Tapi jika semua orang sudah latah menggaungkan syiar seperti itu, sepertinya yang senyap dan diam-diam kok rasanya menjadi sangat istimewa ya?!
Apakah ini status nyinyir?
InsyaAllah bukan!
*) Mohon maaf bagi yang tersinggung dengan tulisan ini. Ada banyak temennya kok. Dari 1001 orang, 1000 sama tersinggungnya termasuk juga saya sendiri didalamnya. Adapun yang satu orang lagi…mbuh, dia itu memang mahluk Tuhan yang istimewa diatas kebanyakan kita…
Krik…krik….
============================================================================================
Salah seorang temaan posting tulisan ini di wa. Bagus ya?? Suka sekali sama tulisannya. Jadi semacam self-reminder gitu. Masih harus banyak belajar untuk meluruskan niat :"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar