Apakah
cinta sejati itu? Maka jawabannya dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah
melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannnya.
Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas
dengan suka cita. Aku tahu, kau akan
protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru
melepaskannya? Tapi inilah rumus terbaik yang tidak pernah dipahami para
pecinta. Mereka tidak mau mencoba memahmi penjelasannya, tidak bersedia.
Lepaskanlah.
Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan
cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana
jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei,
kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat
orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya?
Allah, penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah
sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang
dituliskan.
Dengan
meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau
kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan
berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu
mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah
agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan
begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai
cinta itu sendiri. Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika dia tumbuh di daerah
yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman baik, dirawat dengan menjaga diri,
maka tumbulah dia menjadi pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit
itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan
niat jelek, maka tumbulah dia menjadi pohon meranggas, berduri, berbuah pahit.
Jika
harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka
teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. InsyaAllah, besok lusa, Allah sendiri
yang akan menyingkapkan misteri takdirnya.
Sekali
kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun
wujud kehilangan , kau akan siap menghadapinya. Kau siap menghadapi kenyataan
apa pun. Jikapun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan
memperoleh pengganti yang lebih baik.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Nasihat
yang sangat bijak, disampaikan oleh Gurutta Ahmad Karaeng kepada Ambo Uleng,
sosok pemuda yang akhirnya bersedia menceritakan kisah cintanya yang pilu, membayangkan
kehilangan sosok yang begitu dicintainya sungguh telah memporak-porandakan
perasaannya. Kau tahu, Ambo bahkan tidak pernah saling bicara dengan gadis itu,
hanya pertemuan-pertemuan singkat yang tak disengaja. Tapi mereka tahu bahwa
mereka saling mencintai. Mungkin karena hati yang berbicara, kemudian tercermin
dari tingkah laku ataupun tatapan
mereka. Sampai akhirnya gadis itu mengirimkan surat kepada Ambo, membawa kabar perjodohan
dirinya. Betapa perihnya hati Ambo Uleng saat itu. Dia memutuskan untuk lari
setelah berjuang semampunya. Siapa sangka, laki-laki yang akan dijodohkan
dengan gadis itu adalah murid dari Gurutta Ahmad Karaeng, yakni Ambo Uleng itu
sendiri. Sungguh, betapa indahnya jalan cinta untuk mereka yang menahan diri..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar