Selasa, 23 Agustus 2016

Yuk Jadi Pembaca Cerdas!

Assalamu’alaikum..
                Malam ini saya jadi tergelitik buat nulis. Setelah akhir-akhir ini berita mengenai bocah korban perang Suriah bertebaran di timeline facebook, akhirnya saya gak tahan juga untuk kepo tentang beritanya. Sebenarnya sudah sering lihat berita itu bertebaran tapi karena sumbernya  (mohon maaf) termasuk dalam kategori yang saya kurang yakini kebenarannya, akhirnya males juga bacanya. Sampai akhirnya nemu berita yang cukup menarik perhatian saya juga (masih terkait dengan berita yang sama). Banyak situs yang memberitakan tentang Bu Dina Sulaeman. Nah siapakah beliau ini? Terus terang saya pribadi juga baru tau waktu itu lho. Dari membaca judulnya nih saya bisa nangkap kesimpulan mereka tentang beliau ini.  Yap, label “Syiah” disematkan untuk beliau guys. Hahaha. Ketawa aja saya. Maklum sudah banyak kasus-kasus seperti ini sebelumnya. Dikit-dikit syiah, dikit-dikit kafir. Meskipun demikian, rasanya saya juga harus berterima kasih untuk mereka yang menyebarkan berita tersebut, terlebih lagi untuk penulisnya ya. Akhirnya saya jadi kepo tentang Bu Dina. Iseng-iseng cari facebooknya beliau. Alhamdulillah dapat. Baca tulisan beliau disana, sempat buka blog pribadi beliau juga dan hasilnya saya sangat terpana dengan beliau (Alay deeh hahah.) Eh tapi seriusan sih ini. Dari tulisan beliau yang saya baca, saya ambil kesimpulan kalau beliau ini keren banget. Tetap berani menyampaikan kebenaran meskipun banyak sekali yang menentang. Sabar ya Bu Dina. Tulisan beliau juga ilmiah sekali. Sok baca deh kalau gak percaya. Tapi harus netral dulu ya.. Susah deh kalau uda kemakan sama berita yang aneh-aneh, nanti malah gak bisa terima berita yang benar. Hehe.
                Btw, saya termasuk yang percaya bahwa konflik yang terjadi di Suriah, Palestina, Libya, Irak, Iran dan bahkan yang terjadi di Indonesia sekarang ini (golongan yang pro dan kontra pemerintah), ada banyak pihak yang bermain di dalamnya, tentunya mereka pasti punya tujuan ya. Dan biasanya big goal-nya itu gak banyak orang yang tahu guys. Pun juga dengan media, kadang kita perlu hati-hati lho sama media. Jangan semua berita ditelan mentah-mentah. Apalagi berita yang provokatif. Silahkan tabayyun (diselidiki dulu), bandingkan sama berita yang lain, bisa juga deh liat background media itu (kadang ini juga berpengaruh terhadap keberpihakan media itu), atau kalau ada penulisnya, coba lihat track record-nya deh. Intinya jadi pembaca cerdas aja. Nah setelah diteliti kok Anda merasa yakin dan percaya, ya itu hak pribadi Anda, tapi jangan sampai menyalahkan, membenci, atau mencaci yang tidak sependapat dengan Anda. Gak boleh loh itu. Siapa tahu justru yang Anda caci itu yang benar. Wallahua’lam.. Pandangan kita sangat sempit guys. Ini juga pesan untuk saya pribadi kok. Meskipun sebenarnya saya cukup mengikuti berita seperti ini tapi saya lebih suka untuk tidak sembarang share. Why? Belum cukup berani. Haha.. Eh tapi ada alasan juga ding. Biar menjaga perdamaian aja sih mengingat latar belakang teman-teman facebook yang macam-macam. Jangan sampai gara-gara share berita eh nantinya jadi debat kusir. Kan gak lucu ya. Tapi buat tokoh-tokoh yang memang tahu kebenarannya hukumnya wajib untuk menyampaikan agar tidak terjadi fitnah. Saya juga apresiasi buat teman-teman yang berani menyebarkan kebenarannya meskipun konsekuensinya ya dapet kritikan, komenan yang macam-maam. Tapi ka;au saya pribadi belum berani sampai kesana. Hehe.. Akhirnya saya Cuma berdoa “Allahumma arinal haqqa, haqqaa, warzuqnattiba’ah, wa arinal baatihila baathila, warzuqnajtinabah” dan semoga negeri ini dijadikan sebagai baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Aamiiin..
                Rasulullah SAW bersanda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur’an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al-Qur’an dan mereka menyangka bahwa Al-Qur’an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al-Qur’an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.” (HR. Muslim 1773) “Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun. (HR. Al-Hakim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar