Kamis, 23 Juni 2016

Festival Damar Kurung Semarakkan Ramadhan di Kota Santri

            Ramadhan kali ini Gresik disemarakkan dengan berbagai kegiatan menarik. Selain berbagai kegiatan yang bernuansa Islam, ada juga kegiatan yang bernuansa kebudayaan. Salah satunya yaitu Festival Damar Kurung yang sudah ada sejak tahun 2012. Pada tahun ini festival diadakan di kampung Kebomas, tepatnya di sepanjang Jalan Sunan Giri gang 2. Warna-warni lentera yang dihasilkan dari sekitar 300 damar kurung buatan anak Gresik mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Tak heran jika selama tiga hari festival berlangsung, sejak 17-19 Juni 2016 selalu ramai dengan pengunjung, termasuk pengunjung dari luar Kota Gresik.
            Festival Damar Kurung diadakan dengan tujuan untuk membangun kembali antusias masyarakat dalam mempertahankan salah satu budaya khas Gresik ini. Selain itu, festival ini juga diharapkan mampu mengenalkan damar kurung kepada masyarakat yang lebih luas. Novan Effedy selaku founder Festival Damar Kurung mengatakan bahwa festival tahun ini sekaligus sebagai pengenalan Damar Kurung Institut (DKI). Harapannya mampu memfasilitasi teman-teman akademisi yang ingin melakukan penelitian tentang damar kurung.
            Pada tahun ini, tema yang diangkat yaitu “Dekade Sepeninggal Masmundari”. Pemilihan tema yang cukup menarik. Di satu sisi ingin memperlihatkan bagaimana perkembangan damar kurung saat ini dan di sisi lain mencoba untuk memperkenalkan sejarah damar kurung itu sendiri. Mungkin orang awam akan bertanya-tanya, siapa sebenarnya Masmundari dan hubungannya dengan damar kurung. Jika bicara mengenai lampion berbentuk segi empat dengan ornamen dan hiasan khas yang menceritakan kehidupan sehari-hari ini, tentu tidak bisa lepas dari sosok Masmundari. Beliau merupakan tokoh fenomenal pelukis damar kurung yang tersohor pada masanya. Satu-satunya pelukis damar kurung yang tersisa pada zamannya ini mulai dikenal publik saat lukisan damar kurunya dipamerkan untuk pertama kali di Bentara Budaya Jakarta pada tahun 1987. Beliau juga sempat menerima beberapa penghargaan atas karyanya, diantaranya (1) Piagam Penghargaan dari Bupati Gresik Sebagai Seniman Berprestasi Nasional Tahun 1991 (2) Kartini Award dari Radison Plaza Suite Hotel tahun 1996 (3) Penghargaan Seni Tahun 1991 dari Tugu Park Foundation
(4) Penghargaan dari Gubernur Imam Utomo sebagai Seniman Kreator bidang Seni Rupa Tahun 2002. Masmundari dipanggil mengahdap Tuhan pada 24 Desember 2005 di usia 100 tahun. Tentu kepergiannya menjadi duka tersendiri bagi pecinta seni rupa di tanah air. Sejak itu pula damar kurung kian meredup.
            Dalam rangka menjaga eksistensi damar kurung dan menghargai Masmundari atas segala pencapaiannya sebagai sosok pelaku seni lukis di lentera yang dikenal dengan damar kurung tersebut maka digelarlah Festival Damar Kurung. Pada tahun ini pagelaran tersebut memasuki tahun kelima. Harapannya, tema yang diangkat akan menyadarkan generasi muda khususnya di Gresik bahwa ada lentera tradisional, budaya dan ritual menyalakan damar kurung karena budaya lokal merupakan identitas sekaligus kekayaan bangsa yang harus tetap dijaga sampai kapanpun.
(Sumber: damarkurungfest.com)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar