Ramadhan
kali ini Gresik disemarakkan dengan berbagai kegiatan menarik. Selain berbagai
kegiatan yang bernuansa Islam, ada juga kegiatan yang bernuansa kebudayaan.
Salah satunya yaitu Festival Damar Kurung yang sudah ada sejak tahun 2012. Pada
tahun ini festival diadakan di kampung Kebomas, tepatnya di sepanjang Jalan
Sunan Giri gang 2. Warna-warni lentera yang dihasilkan dari sekitar 300 damar
kurung buatan anak Gresik mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Tak
heran jika selama tiga hari festival berlangsung, sejak 17-19 Juni 2016 selalu
ramai dengan pengunjung, termasuk pengunjung dari luar Kota Gresik.
Festival
Damar Kurung diadakan dengan tujuan untuk membangun kembali antusias masyarakat
dalam mempertahankan salah satu budaya khas Gresik ini. Selain itu, festival
ini juga diharapkan mampu mengenalkan damar kurung kepada masyarakat yang lebih
luas. Novan Effedy selaku founder Festival Damar Kurung mengatakan bahwa
festival tahun ini sekaligus sebagai pengenalan Damar Kurung Institut (DKI).
Harapannya mampu memfasilitasi teman-teman akademisi yang ingin melakukan
penelitian tentang damar kurung.
Pada
tahun ini, tema yang diangkat yaitu “Dekade Sepeninggal Masmundari”. Pemilihan
tema yang cukup menarik. Di satu sisi ingin memperlihatkan bagaimana
perkembangan damar kurung saat ini dan di sisi lain mencoba untuk
memperkenalkan sejarah damar kurung itu sendiri. Mungkin orang awam akan
bertanya-tanya, siapa sebenarnya Masmundari dan hubungannya dengan damar
kurung. Jika bicara mengenai lampion berbentuk segi empat dengan ornamen dan
hiasan khas yang menceritakan kehidupan sehari-hari ini, tentu tidak bisa lepas
dari sosok Masmundari. Beliau merupakan tokoh fenomenal pelukis damar kurung
yang tersohor pada masanya. Satu-satunya pelukis damar kurung yang tersisa pada
zamannya ini mulai dikenal publik saat lukisan damar kurunya dipamerkan untuk
pertama kali di Bentara Budaya Jakarta pada tahun 1987. Beliau juga sempat
menerima beberapa penghargaan atas karyanya, diantaranya (1) Piagam Penghargaan
dari Bupati Gresik Sebagai Seniman Berprestasi Nasional Tahun 1991 (2) Kartini Award dari Radison Plaza Suite Hotel
tahun 1996 (3) Penghargaan Seni Tahun 1991 dari Tugu Park Foundation
(4) Penghargaan dari Gubernur Imam Utomo sebagai Seniman Kreator bidang Seni Rupa Tahun 2002. Masmundari dipanggil mengahdap Tuhan pada 24 Desember 2005 di usia 100 tahun. Tentu kepergiannya menjadi duka tersendiri bagi pecinta seni rupa di tanah air. Sejak itu pula damar kurung kian meredup.
(4) Penghargaan dari Gubernur Imam Utomo sebagai Seniman Kreator bidang Seni Rupa Tahun 2002. Masmundari dipanggil mengahdap Tuhan pada 24 Desember 2005 di usia 100 tahun. Tentu kepergiannya menjadi duka tersendiri bagi pecinta seni rupa di tanah air. Sejak itu pula damar kurung kian meredup.
Dalam
rangka menjaga eksistensi damar kurung dan menghargai Masmundari atas segala
pencapaiannya sebagai sosok pelaku seni lukis di lentera yang dikenal dengan
damar kurung tersebut maka digelarlah Festival Damar Kurung. Pada tahun ini pagelaran tersebut
memasuki tahun kelima. Harapannya, tema yang diangkat akan menyadarkan
generasi muda khususnya di Gresik bahwa ada lentera tradisional, budaya dan
ritual menyalakan damar kurung karena budaya lokal merupakan identitas sekaligus
kekayaan bangsa yang harus tetap dijaga sampai kapanpun.
(Sumber: damarkurungfest.com) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar