Sabtu, 10 Desember 2016

Menghargai Perbedaan

     Hari itu tidak seperti biasanya, ada yang lain. Sewaktu saya sampai di rumah Bu Nita, ada hiasan bunga yang menggantung di depan pintu rumah. Awalnya saya kira cuma hiasan biasa. Waktu saya masuk rumah baru faham. Wah ternyata sudah ada pohon natal yang cukup besar di ruang tamu lengkap dengan pernak pernik ornamen natal yang menghiasi seisi ruangan. Saya masuk seperti biasa.
Me         : “Wah Bu, sudah dipasang ya Bu? Padahal masih bulan November ya ini Bu?” (Tanya saya sambil senyum-senyum)
BN          : “Iya Miss. Biasanya emang gitu sih Miss. Sudah mulai pasang akhir November biar berasa suasananya.”
Me         : “Owaah, gitu ya Bu. Baru tau. (Saya menimpali sambil antusias gitu)
                 Obroan berlanjut tentang pohon natal... (Harganya, dimana dan kapan belinya) sambil nunggu Kelly yang masih mandi.  Sambil melakukan aktivitasnya di dapur beliau tanya lagi ke saya,
BN          : “Miss hari ini puasa ya?”. (Kebetulan waktu itu hari Kamis. Sepertinya beliau sudah hafal gitu kalau setiap Senin sama Kamis saya puasa kecuali kalau sedang ada udzur)
Me         : “Iya Bu. Kenapa Bu?” (Jawab saya singkat).
BN          : “Gpp Miss. Ini tadi pesen pastel tutup banyak Miss. Soalnya Kelly sama papanya itu doyan. Uda pernah makan belum Miss? Enak kok. Aku bungkusin ya Miss buat buka puasa. Tak panasin di oven dulu. Makan ini aja buat buka puasa uda kenyang kok Miss. Gak usah beli nasi nanti Miss.” (Jelas beliau antusias)
Me         : “Oh iya Bu. Makasih banyak loh Bu. Jadi nggak enak saya.” (Jawab saya basa-basi gitu. Tapi dalam hati siapa yang tidak senang sih kalau dikasih sesuatu gitu. Hehe)
                Waku jam les mau selesai, Bu Nita datang bawa makanan banyak lalu ditata dan dimasukin ke kresek yang cukup besar.
BN          : “Miss ini ya buat buka puasa” (Ucap beliau ramah)
Me         : “Loh Bu, kok banyak banget itu Bu?” (refleks saya jawab gitu soalnya yang saya lihat yang dimasukin nggak hanya pastel tutup yang tadi saja tapi ada ote-ote 3 biji, 1 kotak jajanan pasar, saya ngggak tahu namanya apa :D  sama 1 sisir pisang dan 1 botol air mineral)
BN             : “Iya Miss. Ini kalau lagi ada kok. Kebetulan hari ini kok ya banyak berkah. Daripada gak kemakan Miss”.
Me            : “Oh iya.. Sekali lagi terimakasih banyak loh Bu..

               
     Itu Cuma sepenggal cerita yang saya alami sih. Sempat ada pertanyaan dari teman-teman, termasuk Ibu, Kalau dikasih makanan gitu apa ya nggak takut Wil?. Nah saya berani jawab “InsyaAllah gakpapa kok”. Saya jawab begitu juga bukan asal tapi ada alasannya. Hehe. Jadi pernah waktu awal-awal gitu, Kelly bilang ke mamanya gini, “Ma, Missnya kasih pie itu loh Ma..” Kemudian beliau jawab “Gak bisa Kelly. Missnya gak bisa makan itu. Gak halal itu. Kalau kita tetap kasih kita yang dosa nanti.” Setelah dibilangin mamanya gitu kedepannya setiap kali dia mau kasih saya jajan pasti tanya dulu ke mamanya, “Ma, Miss Wilda boleh makan ini ta Ma??” Kadang  lucu juga lihatnya tapi ya Alhamdulillah Allah mudahkan semuanya. Ternyata senang ya kalau semua bisa benar benar memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Tapi tetap menghargai perbedaan disini tetap dalam bingkai aturan yang diterapkan. Saya juga kurang setuju kok dengan konsep menghargai perbedaan yang kebablasan.
                “Menghargai perbedaan”,  yang sering disebut toleransi (Bahasa Indonesia) atau tasamuh (Bahasa Arab) yang menjadi poin pentingnya. Setiap saat kita selalu berinteraksi dengan masyarakat yang beragam. Itu hal yang tidak bisa dihindari menurut Saya. Entah perbedaan ras, suku, agama, dan lainnya. Atau jika dikerucutkan lagi, meskipun dalam agama yang sama, kita juga masih dihadapkan dengan perbedaan, seperti aliran, pemahaman, pola pikir, atau hanya sekedar karakter seseorang. Itu sesuatu yang sangat wajar. Dari sana saya belajar bagaimana bersikap dan bagaimana meposisikan diri. Saya belajar untuk lebih hati-hati dalam bersikap dan berucap agar tidak ada yang tersinggung atau sakit hati dengan ucapan dan perbuatan saya. Mungkin karena itu saya lebih sering memilih untuk tidak mengikuti trend, sangat jarang untuk ikut komentar tentang isu-isu yang lagi hits. Tidak ikut komentar bukan berarti tidak peduli. Entah ya saya pribadi memang kurang suka untuk komentar mengenai hal-hal seperti itu di media sosial. Tapi hal tersebut juga bukan berarti saya tidak mengikuti perkembangan yang terjadi. Kadang komentar dan meme-meme yang bertebaran di medsos itu terlalu berlebihan menurut saya. Berpendapat itu hak semua orang. Tentu kita semua tahu itu. Namun yang harus diingat tetap jaga etika.
“Dan janganlah kamu memaki- sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena nanti mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitahu kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.”
(QS. Al An’am :108)
                Kadang juga muncul pertanyaaan, Ya Allah, kenapa kok gini ya?. Di zaman akhir seperti ini, ketika berita yang benar dan salah bercampur jadi satu dan kita kesulitan untuk memilahnya, siapa lagi yang bisa kita harapkan selain petunjuk-Nya? Barangkali itulah mengapa setidaknya 17 kali dalam sehari secara tidak langsung berdoa “ihdinasshirothol mustaqiim”.. Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus..

Gresik, 10 Desember 2016


Minggu, 04 Desember 2016

Jalanan Rusak Memakan Korban, Salah Siapa?

Salam,
                Sebenarnya sudah pengen curhat dari beberapa hari lalu pas kejadian tapi baru bener-bener tergerak buat nulis malam ini. Minggu, 27 Nopember 2016 sudah menyiapkan planning sebelumnya, mau balik ke Surabaya. Berangkat dari Gresik jam 08.30. Kalau tidak ada halangan insyaAllah sampai kos sekitar 09.30. Sekitar jam 10 mau ke Royal, hari terakhir Gramedia Book Sale soalnya. Buku yang dijual harganya Rp 5000 atau Rp 10.000, rugi banget kalau gak kesana. Setelah itu jam 2 sore mau kasih les privat, adiknya mau UAS soalnya. Nah habis dari situ langsung cus ada acara School of Parenting GMH di Putat Jaya. Agenda terakhir, malamnya berencana nginep tempat teman, mau ngelanjutin tugas besar Analisa Produktivitas yang masih absurd banget. Tapi sekali lagi, it’s just a plan. Rencana dari manusia biasa yang berpeluang meleset.
                Sebelum berangkat isi bensin dulu di pom bensin terdekat. Setelah itu cus berangkat. Seperti biasa, saya bukan tipe orang yang suka mengendarai motor dengan kecepatan tinggi di jalan. Maksimal 60 km/jam lah ya. Kalau dibandingkan teman-teman itu mah nggak ada apa-apanya. Ngeri deh pokoknya kalau dibonceng anak-anak. Jadi lebih enak motoran sendiri, bisa kita atur sesuka hati. Ya kan? Haha. Awal perjalanan semuanya baik-baik saja. Jalanan cukup lengang dari biasanya, maklum hari libur. Meskipun sepi tetap aja nggak berani ngebut. Sampai akhirnya melewati Kalianak, daerah yang banyak pabrik dan biasanya banyak di lewati kendaraan berat. Kalau yang biasa lewat sana pasti hapal banget kan ya kondisi jalannya. Jalanan yang nggak rata, banyak yang rusak, banyak yang lubang, dan sejenisnya lah. Beberapa kali sempat lihat kecelakaan pas lewat sana. Tapi alhamdulillah dua tahun bolak balik lewat sana masih diberi selamat sampai hari itu pun tiba. Haha. Karena uda paham medannya, otomatis sudah siap dong ya.. Sudah sangat hati-hati padahal. Sampai akhirnya di jalanan yang dekat arah Margomulyo.. Berasa cepet gitu. Dari jauh nggak keliatan kalau ada lubang. Kecepatan mungkin 40-60 km/jam lah ya. Jalanan sepi banget..  Pas mendekat lah kok ada lubang yang lumayan besar. Langsung ngerem mendadak sama menghindar ke kiri dong ya. Tapi malang, eh malah ngesot tuh motornya. Banyak pasir juga di sebelah sana soalnya. Pas jatuh itu juga agak nggak nyadar ya. Dalam hati ngomong gini “Yaa jatuh ya? Kok sedih gini..” sambil duduk di tengah jalan dan motor tergeletak gitu. Nengok depan belakang untungnya kok sepi. Sampai akhirnya ada 1 motor suami istri yang lewat terus berhenti. Si Ibu nolongin saya. “Loh Mbak, gak papa kan? Ini minum dulu mbak”, sambil ngasih segelas air mineral. Saya terima saja biar lebih tenang. Nah si bapak yang minggirin motor sambil meriksa apa masih bisa dikendarai apa gak. Eh ternyata kok alhamdulillah masih bisa dipakai. Cuma ada banyak goresan gara-gara jatuh itu. “Mbak, kok bisa jatuh? Mau kemana emang Mbak?”, tanya Si Bapak. “Eh iya, ini mau ke arah ITS dari Gresik pak. Tadi itu niatnya mau mengindri lubang itu nah kok malah jatuh. Hhehe. Banyak pasir ini pak soalnya”, pembelaan saya. “Iya, mbak. Lain kali hati-hati ya Mbak. Disini sering soalnya mbk. Kemaren di sebelah sana juga ada yang kecelakaan. Untungnya kok ya pas sepi, gak ada kendaraan di belakang.”, sambung Si Ibu. “Iya, Buk. Alhamdulillnya kok ya gitu. Cuma lecet dikit motornya sama orangnya. Hehe. Maturnuwun nggih Pak, Buk. Ngapunten loh jadi ngerpoti.”, Balas saya. “Iya wes, gak papa mbak. Ini motornya masih bisa dipake kok. Hati-hati loh mbak.” Jawab Si Bapak sambil ngasih motor ke Saya sebelum melanjutkan perjalanan mereka.
                Akhirnya sambil nahan rasa sakit saya terusin deh perjalanan ke kos. Sebenarnya nggak nangis sih. Jarang banget nangis gara-gara jatuh kayak gini. Tapi kemaren itu ya agak gimana. Dibilang nangis ya nggak, dibilang nggak nagis ya keluar air matanya. Bukan apa-apa tapi gara-gara nahan sakitnya di tangan sama kaki yang lecet. Hiks. Di tengah jalan kok ya ingat tentang kisah Khalifah Umar bin Khattab ra tentang jalanan yang rusak. (Ini sih mungkin karena saya agak gak ikhlas harus jatuh gara-gara jalanan yang lubang :’D). Jadi suatu ketika beliau mendapat laporan bahwa ada seekor keledai yang kakinya tergelincir dan jatuh ke jurang akibat jalanan yang dilewati di Kota Irak.  rusak dan berlubang. Betapa sedihnya hati beliau saat itu. Sosok amirul mukminin yang dikenal tegas dan tegar itu sampai menangis. Melihat hal tersebut, salah seorang ajudan bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, mengapa engkau begitu sedih? Bukankah itu hanya seekor keledai?” Lantas beliau menjawab dengan begitu serius dan marah. “Apakah engkau sanggung menjawab di hadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang kau lakukan ketika memimpin umatmu?”. Di redaksi yang lain juga disebutkan bahwa beliau menjawab “Aku sangat khawatir akan ditanya Allah tentang keledai yang jatuh di jalanan Irak. Kenapa aku tidak sediakan jalanan yang rata?”. Duh, duh. Betapa sangat peduli dan tanggung jawab beliau ini sebagai pemimpin. Andaikan saja saat ini beliau yang jadi pemimpin, betapa senangnya kita. Setidaknya tidak ada korban dari jalan yang rusak seperti saya :"
                Sesampai di kos, waktu lepas kaos kaki dan sarung tangan. Taraaaa... Hmm.. Sesuai dugaan kan. Lecetnya lumayan. Terutama di kaki. Untungnya pas ada teman-teman di kosan. Jadi dibantuin deh ngebersihin dan ngasih obatnya. Makasih ya Fitri, Mbak Indri, sama Mbak Amalia yang niat awalnya ke kos cuma buat ambil absensi SoP tapi waktu lihat kakiku gitu langsung balik kosnya buat ambil betadine dkk padahal juga lagi dikejar waktu. Soalnya Mbk Amal kurang yakin kalau cma diolesi madu. Hehe..
Kaki kiri yang banyak lecet :((

                Beberapa saat kemudian waktu lagi berselancar di fb kok ya kebetulan banget ada teman yang ngepost tentang jalanan di daerah itu, meskipun lokasinya tidak sama persis. Dalam hati saya ngomong, “Aku uda jadi korbannya itu L” .




               Btw kalau dilihat-lihat, fenomena korban dari jalanan yang rusak itu sama seperti fenomena gunung es. Yang kelihatan Cuma sedikit. Tapi jumlah aslinya jauh lebih banyak. Ada yang Cuma luka ringan seperti saya. Ada juga yang sampai meregang nyawa. Semoga cepet diperbaiki lah ya jalanan yang rusak-rusak itu. Di luar faktor jalanan yang rusak, jangan lupa selalu hati-hati saat berkendara, fokus, dan terus berdoa. Utamakan keselamatan. Ada keluarga yang menanti di rumah :’)


Surabaya, 05 Desember 2015

~Dini hari~


Kamis, 13 Oktober 2016

Jatuh cinta dan patah hati itu seperti mawar dan durinya. Sepaket, tidak bisa dipisahkan. Seberapa berbunga-bunga perasaanmu, pasti akan ada rasa sakitnya. Karena kesalahan terbesar dari jatuh cinta adalah "jatuh". Oleh karenanya, sudihkah kiranya Engkau menangkap diri ini ketika akan terjatuh? Sehingga rasa sakit iu tidak akan terasa. 

Senin, 10 Oktober 2016

Teka-Teki Rasa

Cara terbaik untuk menjawab teka-teki rasa adalah dengan berhenti mencari jawabannya. berhentilah mencari tahu apa dan bagaimana sebenarnya perasaannya. Berhentilah menerka-nerka setiap huruf yang ia reka. Berhentilah menghubung-hubungkan keadaannya dengan keadaanmu. Berhentilah mencari tahu semua jawaban teka-teki itu. Karena ini teka-teki rasa, semakin kamu menolak, semakin hilang kemurnian rasanya.  Semakin banyak rasa-rasa lain yang turut larut. Jadi, tak usah kamu turut larut menerka. Bila dia memang memiliki perasaan terhadapmu, maka ia akan memperjuangkannya dengan cara yang dicintai-Nya. Jika tidak, mungkin rasa itu tidak murni karena-Nya. Atau, mungkin saja Allah masih belum mengizinkan waktu itu tiba. Tidak usah larut dalam penantian. Karena setiap teka-teki, jika sudah waktunya terjawab, pasti akan terjawab dengan benar. Tidak bisa di satu sisi saja. Ia saling terhubung satu sama lain. Jadi, jika kamu bukan jawaban dari teka-teki perasaannya, atau jika dia bukan jawaban dari teka-teki perasaanmu, itu sederhana, memang bukan begitu jawaban teka-tekinya. Tidak akan bisa. Dan tidak usah disesali. Allah sudah mengaturnya. Ikuti saja caranya.

(Dikutip dari buku “Teka-Teki Rasa”, karya Ahimsa Azaleav)

Senin, 03 Oktober 2016

Konspirasi Semesta


      Kita cenderung melihat sebuah kejadian-perjumpaan, perpisahan, hingga tragedi kematian-sebagai satu hal tunggal. Satu peristiwa independen yang membuat kita begitu khawatir akan masa depan sebab kita merasa tak punya kendali atasnya. Padahal, semesta ini terkait satu sama lain. Waktu mengembang dan menyusut tanpa kompromi jauh di balik alam sadar kita. Maka sebenarnya ada hal penting yang perlu kita lakukan dalam pemaknaan sebuah peristiwa. Bukan hanya tentang kenapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi, melainkan isyarat apa yang ingin Allah tunjukan melalui peristiwa tersebut. Allah pertemukan kita dengan sesorang, lalu Ia pisahkan kita dengannya. Kemudian Allah kirimkan seseorang lain dalam kehidupan kita untuk mengobati semua luka itu.
     Seandainya ada yang salah dari rangkaian kepastian Allah itu, tentu adalah cara kita memandangnya. Atau, cara kita bersikap atas kejadian-kejadian itu yang jauh dari sikap insaf. 

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Buku karangan Mas Azhar selalu sukses bikin baper. Pinjam buku dari Sofi yang juga pinjam dari Mas Ghoffar. Habis ini dipinjem Ina. Muter aja erus ya. Hehe. Mulai baca Jumat malam. Aku kira bakal selesai malam itu juga tapi ternyata baru hari Minggu kelar bacanya. Terimakasih sudah dibolehin pinjam ^^

Senin, 26 September 2016

Random

      Entah kenapa jadi inget obrolan dengan Bu Nita beberapa waktu lalu. Jadi, Bu Nita itu mamanya Kelly, adik les ku. Chinese. Kata Bu Nita umurnya sih sudah mau kepala empat tapi masih cantik. Serius deh. Full time mom alias tidak kerja. Jadi setiap kasih les Kelly pasti ada beliau. Kadang datang ngecek, “Gimana Miss? Bisa ta Kelly?”. Cukup sering ngajak ngobrol. Apa aja deh temanya. Nah waktu itu kok ya jadi tiba-tiba bahas masalah ginian di tengah-tengah obrolan..
BN          : Lho, Miss Wilda ini umur berapa sih Miss?
Me          : 21 Bu. Mau ke 22. Kenapa Bu? Sudah tua ya? Hehe
BN       : Ya nggak toh Miss. Kalau umur segitu sudah dibilang tua apalagi saya yang mau kepala empat?
Me         : Iya ta Bu? Tapi gak keliatan kok Bu kalau sudah mau kepala empat. Hhe
BN          : Haha.. Bisa ae Miss. Sudah punya pacar ta Miss?
Me         : Hehe.. Saya nggak punya niatan kesana Bu.
BN          : Kenapa Miss? Maunya taaruf aja ya Miss?
Me         : Bu Nita kok tau taaruf? Hhehe (Beliau nonis soalnya)
BN          : Iya pernah denger Miss. Emang kalau taaruf gitu mesti dijodohin ta Miss?
Me         : Setau saya ya nggak harus gitu Bu. Kan taaruf itu proses perkenalannya. Hehe
BN      : Owalah gitu ya Miss.. Kenapa Miss kok gak pengen pacaran? Emang temen-temennya gak banyak yang pacaran Miss?
Me         : Ya ada sih Bu. Kan gitu itu tergantung orangnya. Kalau pacaran rawan sakit hati Bu. Saya nggak suka yang seperti itu.. Beberapa kali dicurhatin sama lihat temen yang sampai nangis2 gitu. Hehe
BN          : Iya sih Miss. Soalnya kalau perempuan itu pake perasaan ya Miss. Jadi gampang dimasukin hati..
Me         : Iya bu.. Doakan aja ya Bu. Hehe
BN          : Kenapa Miss? Mau nyari sekarang ta? Hehe
Me         : Ndak Bu. Kan kalau sekarang masih kuliah..Jadi nanti dulu.. Hehe
BN     : Iya Miss. Pokoknya kalau waktu-waktu sebelum nikah gini dimanfaatin sebaik-baiknya. Nanti kalau sudah nikah gak bisa bebas lagi kayak sekarang Miss. Kan sudah ada suami. Harus taat sama suami selama perintahnya baik. Kalau nggak kan kita yang dosa ya Miss...
Me         : Hehe.. Iya bu. Bener..
BN        : Terus nanti kalau cari suami harus yang tanggung jawab Miss. Laki-laki harus pintar juga Miss. Gpp, di awal gak mapan. Nanti kan bisa dibangun sama-sama. Kalau orang pinter itu gak bakal mati kelaparan kok Miss. Pasti jago memanfaatkan peluang. Harus tanggung jawab juga kan nanti dia yang jadi kepala rumah tangga..
Me         : Iya Bu. Terima kasih banyak ya Bu. Semoga nanti dapat yang seperti itu J
                Dalam kehidupan sehari-hari, kita nggak harus membatasi dengan siapa kita berinteraksi. Beda suku, agama, latar belakang, it’s okay selama kita tidak melanggar syariat. Lagian kita bisa belajar dari siapapun.. Undzur maa qaala wa laa tandzur man qaala.  Lihatlah apa yang diucapkan dan jangan lihat siapa yang berbicara.. Jadi selama perkataan itu baik, silahkan diterima ^_^


Surabaya, 26 September 2016

Minggu, 04 September 2016

Doaku Untukmu

                
            Tentu dalam hidup ini kita berinteraksi dengan banyak orang bukan? Ada yang memang karena profesionalitas, kecocokan, dan sebagainya. Ada yang biasa saja namun ada juga yang berkesan di hati. Sebagian besar merupakan saudara seiman, sebagian lain bisa kita sebut saudara kemanusiaan. Agama kita mengatur bagaimana adab bergaul dengan sesama muslim. Salah satunya yaitu dengan mendoakannya. 

Sungguh dusta orang yang menjalin persahabatan akan tetapi mereka tidak saling mendoakan di saat berpisah. Tanda ketulusan dalam persahabatan adalah saling berdoa saat tidak saling bertemu. Begitu mudahnya berdoa saat bertemu akan tetapi tidak mudah berdoa di saat saling berpisah, kecuali bagi yang tulus. Itulah cinta karena Allah (Mutiara Hikmah Buya Yahya).

                Mendoakan saat kita bertemu dengan orang lain mungkin sudah biasa, entah saat hari lahir, pernikahan, atau saat mereka mendapat kebahagian. Namun ketika sudah berpisah dan orang tersebut sudah tidak berada di hadapan kita, itu yang jarang dilakukan. Padahal doa seorang muslim untuk saudara muslim lainnya  secara diam-diam itu sangat mustajabah.
                Saat ada yang ulang tahun, kita mendokan “barakallahu fii umrik” atau saat ada saudara seiman yang telah menggenapkan separuh agamanya, kita juga mendoakan “barakallahulakuma...”. Barakallah.. itu lah kalimat yang diajarkan. Semoga Allah memberikan keberkahan atas apa pun itu. Harta sebanyak apa pun pasti akan teras kurang jika ia tidak berkah. Begitu juga dengan yang lainnya.
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Saudaraku,
Semoga Allah memberkahimu
Tahukah kita saat kita mendoakan barokah bagi saudara kita, itu berarti bahwa
  • Barokah itu adalah seperti tentara rahasia Allah, yang Ia mengutusnya kepada siapa saja yang ia kehendaki
  • Apabila keberkahan itu singgah di harta, maka ia akan memperbanyaknya dan terasa manfaatnya untuk umat
  • Apabila ia singgah di anak, Dia akan memperbagusnya (menjadikannya shalih) sehingga mampu menjadi qurrata a’yun (penyedap mata/penyejuk hati) bagi kedua orang tuanya.
  • Apabila singgah di badan, Dia akan memperkuatnya sehingga menjadikan raganya bermanfaat untuk banyak orang
  • Apabila singgah di waktu, Dia akan memanjangkan usianya sehingga waktu yang dimiliki penuh dengan kegiatan produktif yang semakin mendekatkan dirinya dengan Allah.
  • Dan apabila singgah di hati, Dia akan menggembirakannya sehingga selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah 
             Karena itulah baginda Nabi tidak pernah berhenti mendoakan keberkahan bagi umatnya. Untuk itu, doaku untuk antunna semua “Allahummarzuqnal barokati fii kulli syai’..”. Ya Allah anugerahkanlah keberkahan bagi kami dalam segala hal, rumah kita, kesehatan kita, hidup kita, anak keturunan kita, harta kita, waktu kita, dan segala urusan kita. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin..



Kosan, 04 September 2015.


Saat bingung mau ngapain padahal besoknya hari pertamna masuk kuliah lagi tapi buka materi juga masih belum ada minat. Hehe


Selasa, 23 Agustus 2016

Yuk Jadi Pembaca Cerdas!

Assalamu’alaikum..
                Malam ini saya jadi tergelitik buat nulis. Setelah akhir-akhir ini berita mengenai bocah korban perang Suriah bertebaran di timeline facebook, akhirnya saya gak tahan juga untuk kepo tentang beritanya. Sebenarnya sudah sering lihat berita itu bertebaran tapi karena sumbernya  (mohon maaf) termasuk dalam kategori yang saya kurang yakini kebenarannya, akhirnya males juga bacanya. Sampai akhirnya nemu berita yang cukup menarik perhatian saya juga (masih terkait dengan berita yang sama). Banyak situs yang memberitakan tentang Bu Dina Sulaeman. Nah siapakah beliau ini? Terus terang saya pribadi juga baru tau waktu itu lho. Dari membaca judulnya nih saya bisa nangkap kesimpulan mereka tentang beliau ini.  Yap, label “Syiah” disematkan untuk beliau guys. Hahaha. Ketawa aja saya. Maklum sudah banyak kasus-kasus seperti ini sebelumnya. Dikit-dikit syiah, dikit-dikit kafir. Meskipun demikian, rasanya saya juga harus berterima kasih untuk mereka yang menyebarkan berita tersebut, terlebih lagi untuk penulisnya ya. Akhirnya saya jadi kepo tentang Bu Dina. Iseng-iseng cari facebooknya beliau. Alhamdulillah dapat. Baca tulisan beliau disana, sempat buka blog pribadi beliau juga dan hasilnya saya sangat terpana dengan beliau (Alay deeh hahah.) Eh tapi seriusan sih ini. Dari tulisan beliau yang saya baca, saya ambil kesimpulan kalau beliau ini keren banget. Tetap berani menyampaikan kebenaran meskipun banyak sekali yang menentang. Sabar ya Bu Dina. Tulisan beliau juga ilmiah sekali. Sok baca deh kalau gak percaya. Tapi harus netral dulu ya.. Susah deh kalau uda kemakan sama berita yang aneh-aneh, nanti malah gak bisa terima berita yang benar. Hehe.
                Btw, saya termasuk yang percaya bahwa konflik yang terjadi di Suriah, Palestina, Libya, Irak, Iran dan bahkan yang terjadi di Indonesia sekarang ini (golongan yang pro dan kontra pemerintah), ada banyak pihak yang bermain di dalamnya, tentunya mereka pasti punya tujuan ya. Dan biasanya big goal-nya itu gak banyak orang yang tahu guys. Pun juga dengan media, kadang kita perlu hati-hati lho sama media. Jangan semua berita ditelan mentah-mentah. Apalagi berita yang provokatif. Silahkan tabayyun (diselidiki dulu), bandingkan sama berita yang lain, bisa juga deh liat background media itu (kadang ini juga berpengaruh terhadap keberpihakan media itu), atau kalau ada penulisnya, coba lihat track record-nya deh. Intinya jadi pembaca cerdas aja. Nah setelah diteliti kok Anda merasa yakin dan percaya, ya itu hak pribadi Anda, tapi jangan sampai menyalahkan, membenci, atau mencaci yang tidak sependapat dengan Anda. Gak boleh loh itu. Siapa tahu justru yang Anda caci itu yang benar. Wallahua’lam.. Pandangan kita sangat sempit guys. Ini juga pesan untuk saya pribadi kok. Meskipun sebenarnya saya cukup mengikuti berita seperti ini tapi saya lebih suka untuk tidak sembarang share. Why? Belum cukup berani. Haha.. Eh tapi ada alasan juga ding. Biar menjaga perdamaian aja sih mengingat latar belakang teman-teman facebook yang macam-macam. Jangan sampai gara-gara share berita eh nantinya jadi debat kusir. Kan gak lucu ya. Tapi buat tokoh-tokoh yang memang tahu kebenarannya hukumnya wajib untuk menyampaikan agar tidak terjadi fitnah. Saya juga apresiasi buat teman-teman yang berani menyebarkan kebenarannya meskipun konsekuensinya ya dapet kritikan, komenan yang macam-maam. Tapi ka;au saya pribadi belum berani sampai kesana. Hehe.. Akhirnya saya Cuma berdoa “Allahumma arinal haqqa, haqqaa, warzuqnattiba’ah, wa arinal baatihila baathila, warzuqnajtinabah” dan semoga negeri ini dijadikan sebagai baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur. Aamiiin..
                Rasulullah SAW bersanda: “Akan muncul suatu sekte/firqoh/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur’an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al-Qur’an dan mereka menyangka bahwa Al-Qur’an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al-Qur’an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya.” (HR. Muslim 1773) “Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun. (HR. Al-Hakim)


Senin, 08 Agustus 2016

Nasihat Gurutta

               
            Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannnya. Persis seperti anak kecil yang menghanyutkan botol tertutup di lautan, dilepas dengan suka cita.  Aku tahu, kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang itu cinta sejati, tapi kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbaik yang tidak pernah dipahami para pecinta. Mereka tidak mau mencoba memahmi penjelasannya, tidak bersedia.
                Lepaskanlah. Maka besok lusa, jika dia adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita.  Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei, kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya. Tapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah, penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.
                Dengan meyakini itu, maka tidak mengapa kalau kau patah hati, tidak mengapa kalau kau kecewa, atau menangis tergugu karena harapan, keinginan memiliki, tapi jangan berlebihan. Jangan merusak diri sendiri. Selalu pahami, cinta yang baik selalu mengajari kau agar menjaga diri. Tidak melanggar batas, tidak melewati kaidah agama. Karena esok lusa, ada orang yang mengaku cinta, tapi dia melakukan begitu banyak maksiat, menginjak-injak semua peraturan dalam agama, menodai cinta itu sendiri. Cinta itu ibarat bibit tanaman. Jika dia tumbuh di daerah yang subur, disiram dengan pupuk pemahaman baik, dirawat dengan menjaga diri, maka tumbulah dia menjadi pohon yang berbuah lebat dan lezat. Tapi jika bibit itu tumbuh di tanah yang kering, disiram dengan racun maksiat, dirawat dengan niat jelek, maka tumbulah dia menjadi pohon meranggas, berduri, berbuah pahit.
                Jika harapan dan keinginan memiliki itu belum tergapai, belum terwujud, maka teruslah memperbaiki diri sendiri, sibukkan dengan belajar. InsyaAllah, besok lusa, Allah sendiri yang akan menyingkapkan misteri takdirnya.
                Sekali kau bisa mengendalikan harapan dan keinginan memiliki, maka sebesar apa pun wujud kehilangan , kau akan siap menghadapinya. Kau siap menghadapi kenyataan apa pun. Jikapun kau akhirnya tidak memiliki gadis itu, besok lusa kau akan memperoleh pengganti yang lebih baik.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

                Nasihat yang sangat bijak, disampaikan oleh Gurutta Ahmad Karaeng kepada Ambo Uleng, sosok pemuda yang akhirnya bersedia menceritakan kisah cintanya yang pilu, membayangkan kehilangan sosok yang begitu dicintainya sungguh telah memporak-porandakan perasaannya. Kau tahu, Ambo bahkan tidak pernah saling bicara dengan gadis itu, hanya pertemuan-pertemuan singkat yang tak disengaja. Tapi mereka tahu bahwa mereka saling mencintai. Mungkin karena hati yang berbicara, kemudian tercermin dari tingkah laku  ataupun tatapan mereka. Sampai akhirnya gadis itu mengirimkan surat kepada Ambo, membawa kabar perjodohan dirinya. Betapa perihnya hati Ambo Uleng saat itu. Dia memutuskan untuk lari setelah berjuang semampunya. Siapa sangka, laki-laki yang akan dijodohkan dengan gadis itu adalah murid dari Gurutta Ahmad Karaeng, yakni Ambo Uleng itu sendiri. Sungguh, betapa indahnya jalan cinta untuk mereka yang menahan diri..


Sabtu, 25 Juni 2016

IKHLAS

      "Berlatihlah untuk siap tidak disukai, untuk tidak dihargai, untuk dicurigai, untuk tidak dipuji, untuk tidak mendapat terimakasih  dari orang lain meski sudah berbuat baik. Supaya apa? Supaya tingkat ikhlasnya semakin sempurna, kan memang ikhlas itu banyak latihannya. Coba di cek lagi kalau masih ada rasa sakit di hati dari perlakuan manusia yang tidak sesuai di hati, mungkin ikhlasnya memang harus sering-sering diuji.. Yang tenang, cobalah belajar melupakan kebaikan yang kau lakukan, belajar menyembunyikan kebaikan sebagaimana kau begitu rapi menyembunyikan aibmu. Belajar menyimpan rahasia hanya dengan Allah. Dan ketika hanya Allah yang tahu akan terasa begitu manis nikmatnya. Semanis iman.. Cukup hanya Dia yang tahu. Dia-lah Allah yang Maha Melihat dan tidak akan pernah ingkar janji"
-@menyapamentari

      Kita tahu saat ini bagaimana pengaruh sosial media dalam kehidupan kita ini. Bahkan mungkin sebagian manusia tidak bisa lepas darinya satu hari saja. Facebook, twitter, instagram, tumblr, atau apapun itu menawarkan banyak fasilitas bagi penggunanya untuk selalu saja asyik berkecimpung di dalamnya. Ada yang hanya sekedar stalking, membaca timeline, share info, tapi ada juga yang setiap saat update tentang kegiatan yang dilakukan. Saya sepenuhnya sadar, ada banyak motif yang melatarbelakangi orang-orang untuk berbagi aktivitasnya di media sosial. Ada yang hanya sekedar ingin berbagi kebahagiaan, ada yang ingin menginspirasi orang lain. Macam-macam lah.. Tentu hanya orang tersebut dan Allah lah yang tahu. Siapa bilang saya nggak tertarik untuk ikut update disana? Kadang hasrat tersebut juga muncul.. Tapi kata-kata di atas seakan mengingatkan saya kembali. Apa tujuannya? Apa hanya ingin orang lain tahu apa yang kita lakukan? Apa hanya ingin mendapatkan  like tau pujian dari orang lain? Ah, ternyata hati ini belum bersih... Jika masih terbersit tujuan itu dalam hati kita, lebih baik JANGAN atau apa yang sudah kita lakukan itu hanya akan sia-sia. "IKHLAS" Sesuatu yang mudah diucapkan tapi sulit untuk dipraktikkan.. Ya Allah, semoga Engkau jaga selalu hati ini :( Semoga apa yang kita lakukan benar-benar semata-mata karena-Nya. 


Gresik, 25 Juni 2016


Baitiy jannaty

Kamis, 23 Juni 2016

               Orang bilang menunggu itu sungguh membosankan. Apalagi menunggu sesuatu yang belum jelas. Entah apa yang membuat kita masih berada di posisi seperti ini. Tak kunjung mengambil langkah. Ada yang bilang wanita punya hak untuk menyatakan perasaannya. Tentu kita ingat bagaimana ummul mukminin, sayyidatina Khadijah ra ketika menyatakan perasaannya kepada Rasulullah SAW? Ah, tapi sayangnya tidak semua wanita memiliki keberanian seperti beliau. Apalah daya kita, wanita yang hanya bisa menunggu, mengawasinya dari jauh, memperhatikannya diam-diam? Apalah daya kita yang hanya bisa menerka-nerka isi hatinya? Seberapa lamakah kita harus saling menunggu? Aku pun tak tahu jawabannya.
             Untuk yang punya pemikiran seperti itu, mungkin perkataan dari Tere Liye ini bisa membuat kita agak lega “Kalaupun dia tidak tahu kita menyukainya, kalaupun dia tidak tahu kita merindukannya, kalaupun dia tidak tahu kita menghabiskan waktu memikirkannya, maka itu tetap cinta. Tak berkurang sesenti perasaan tersebut. Bersabar dalam diam lebih baik. Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbaiknya. Jika tidak akan diganti dengan orang yang lebih baik.”
                Jadi tetap terus berusaha memperbaiki diri ya girls!! :)


Gresik, 23 Juni 2016


Baitiy Jannatiy

Festival Damar Kurung Semarakkan Ramadhan di Kota Santri

            Ramadhan kali ini Gresik disemarakkan dengan berbagai kegiatan menarik. Selain berbagai kegiatan yang bernuansa Islam, ada juga kegiatan yang bernuansa kebudayaan. Salah satunya yaitu Festival Damar Kurung yang sudah ada sejak tahun 2012. Pada tahun ini festival diadakan di kampung Kebomas, tepatnya di sepanjang Jalan Sunan Giri gang 2. Warna-warni lentera yang dihasilkan dari sekitar 300 damar kurung buatan anak Gresik mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Tak heran jika selama tiga hari festival berlangsung, sejak 17-19 Juni 2016 selalu ramai dengan pengunjung, termasuk pengunjung dari luar Kota Gresik.
            Festival Damar Kurung diadakan dengan tujuan untuk membangun kembali antusias masyarakat dalam mempertahankan salah satu budaya khas Gresik ini. Selain itu, festival ini juga diharapkan mampu mengenalkan damar kurung kepada masyarakat yang lebih luas. Novan Effedy selaku founder Festival Damar Kurung mengatakan bahwa festival tahun ini sekaligus sebagai pengenalan Damar Kurung Institut (DKI). Harapannya mampu memfasilitasi teman-teman akademisi yang ingin melakukan penelitian tentang damar kurung.
            Pada tahun ini, tema yang diangkat yaitu “Dekade Sepeninggal Masmundari”. Pemilihan tema yang cukup menarik. Di satu sisi ingin memperlihatkan bagaimana perkembangan damar kurung saat ini dan di sisi lain mencoba untuk memperkenalkan sejarah damar kurung itu sendiri. Mungkin orang awam akan bertanya-tanya, siapa sebenarnya Masmundari dan hubungannya dengan damar kurung. Jika bicara mengenai lampion berbentuk segi empat dengan ornamen dan hiasan khas yang menceritakan kehidupan sehari-hari ini, tentu tidak bisa lepas dari sosok Masmundari. Beliau merupakan tokoh fenomenal pelukis damar kurung yang tersohor pada masanya. Satu-satunya pelukis damar kurung yang tersisa pada zamannya ini mulai dikenal publik saat lukisan damar kurunya dipamerkan untuk pertama kali di Bentara Budaya Jakarta pada tahun 1987. Beliau juga sempat menerima beberapa penghargaan atas karyanya, diantaranya (1) Piagam Penghargaan dari Bupati Gresik Sebagai Seniman Berprestasi Nasional Tahun 1991 (2) Kartini Award dari Radison Plaza Suite Hotel tahun 1996 (3) Penghargaan Seni Tahun 1991 dari Tugu Park Foundation
(4) Penghargaan dari Gubernur Imam Utomo sebagai Seniman Kreator bidang Seni Rupa Tahun 2002. Masmundari dipanggil mengahdap Tuhan pada 24 Desember 2005 di usia 100 tahun. Tentu kepergiannya menjadi duka tersendiri bagi pecinta seni rupa di tanah air. Sejak itu pula damar kurung kian meredup.
            Dalam rangka menjaga eksistensi damar kurung dan menghargai Masmundari atas segala pencapaiannya sebagai sosok pelaku seni lukis di lentera yang dikenal dengan damar kurung tersebut maka digelarlah Festival Damar Kurung. Pada tahun ini pagelaran tersebut memasuki tahun kelima. Harapannya, tema yang diangkat akan menyadarkan generasi muda khususnya di Gresik bahwa ada lentera tradisional, budaya dan ritual menyalakan damar kurung karena budaya lokal merupakan identitas sekaligus kekayaan bangsa yang harus tetap dijaga sampai kapanpun.
(Sumber: damarkurungfest.com)




Selasa, 14 Juni 2016

                Seorang anak kecil memegang dua buah apel di kedua tangannya. Ibunya datang mendekat, sambil tersenyum kemudian bertanya, “Sayang, boleh Ibu minta apel satu?” Si anak memandang ibunya beberapa detik, kemudian dengan cepat menggigit kedua apelnya secara bergantian. Si ibu berusaha menyembunyikan kekecewaannya, senyumnya terlanjur luntur dari wajahnya. Sampai kemudian si anak menyodorkan salah satu apel yang telah digigitnya tadi kepada ibunya. Dengan suka cita dan dan senyum ceria, si anak berkata, “Ini untuk Ibu, karena yang ini lebih manis!” Suasana menjadi hening. Ternyata anak hanya ingin memberikan yang terbaik buat ibunya, karena itu si anak perlu memastikan dengan cara mencicipi terlebih dulu. Tidak ada kata-kata yang terucap dari bibir ibunya, kecuali senyum dan bola matanya yang berkaca-kaca. Tak terasa mengalirlah air matanya.
                Siapapun kita, seberapapun pengalaman dan pengetahuan kita, jangan tergesa-gesa menilai seseorang, siapapun dia. Bersabarlah.. Setiap orang mempunyai cara masing-masing dalam mengekspresikan bentuk cinta, kasih sayang, dan perhatiannya. Hanya saja mungkin dengan cara yang tidak biasa sehingga kita tidak mengetahuinya. So, jangan berburuk sangka dulu jika seseorang bersikap seolah tak peduli, cuek, jarang berbicara dengan kita atau apa pun itu. Bisa jadi dia justru sebaliknya, ya itu tadi, bisa saja caranya lain. Siapa kira justru kita tidak pernah luput dari perhatiannya, nama kita selalu ada dalam doanya tanpa kita ketahui. Ya semua itu mungkin saja. Bukankah doa seorang muslim untuk saudaranya secara diam-diam itu mustajabah?
             Dari Abu Darda’ dia berkata: Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Tidak ada seorang muslim pun yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama.” (HR. Muslim no.4912)
                Dalam riwayat lain dijelaskan yang artinya Doa seorang muslim untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yanng berdoa) ada malaikat yang telah diutus. Sehingga setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka malaikat tersebut akan mengucapkan, “Aamiin dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.”

Gresik, 15 Juni 2016


Perpustakaan PJB Gresik

Selasa, 24 Mei 2016

Selamat Jalan Ust. Ishom..

Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya lah kami kembali...
Barangkali semua sudah paham bahwa kematian merupakan salah satu hal yang telah ditetapkan Allah di Lauh Mahfuz. Hanya saja kita tidakpernah  mengetahui kapan ia datang menjemput. Kebanyakan orang sangat takut menghadapinya namun sebagian lagi sangat merindukannya karena sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Rabb-nya.
Senin, 23 Mei 2016 pukul 16.48, salah satu teman bertanya di grup Remas SMA angkatan, “Mbak Wil, terose Ust. Ishom sedo. Iya ta?”. Aku yang langsung baca seakan tidak percaya. Segera memeriksa BBM dan benar ternyata dapat kabar dari teman-teman Remaja Masjid Jami’ kalau beliau sudah tidak ada. Dalan hati berkata, Ya Allah kenapa cepat sekali Engkau panggil orang baik seperti beliau ini?. Mata sudah mulai berkaca-kaca. Langsung saja teringat saat dulu pernah ngaji “Qira’ah” bersama beliau selama 2 tahun di SMA. Aku yang saat itu selalu sedih kalau saja ustadz sudah menyempatkan datang tapi yang hadir tidak banyak. Tak jarang akhirnya aku ngajak teman-teman, adik-adik Remas yang saat itu tidak ada kegiatan penting untuk bergabung belajar ngaji bersama beliau. Untuk kami yang pernah belajar bersama Ustadz. Ishom, sudah tidak perlu diragukan lagi kebaikan hati,ketelatenan, keistiqomahan saat mengajari Al Qur’an. Ustadz Ishom yang selalu menyempatkan waktunya untuk hadir meskipun beliau sedang sakit. Di luar sana mungkin sudah tidak terhitung lagi berapa banyak murid yang pernah menimba ilmu bersama beliau. Bahkan kalau kalian tahu,teman-teman mahasiswa yang pernah menjadi juara MTQ tingkat nasional itu juga murid beliau ini. Cepat sekali rasanya. Beberapa tahun terakhir masih sempat bertemu beliau saat unjung-unjung bersama teman-teman RMJ ataupun saat beliau menjadi juri di Pekan Rojabiyah dari tahun ke tahun. Sempat heran waktu Pekan Rojabiyah seminggu lalu tidak melihat beliau. Aku tanyakan ke teman-teman kenapa kok Ust. Ishom  gak kelihatan, ternyata beliau sedang sakit. Dan kemarin lusa datang kabar duka dari beliau. Terakhir beliau menjabat sebagai Dewan Hakim MTQ Jawa Timur. Selamat jalan Ust. Ishom Syaichun, insyaAllah khusnul khotimah. Al Qur’an yang ustadz ajarkan kepada kami kelak akan memberikan syafaatnya di hari akhir, menunutun Ustadz untuk memasuki surga-Nya. Kami semua merasa kehilangan sosok yang begitu tawadhu’ namun luas akan ilmunya.. Terimakasih untuk ilmu yang telah diajarkan. Semoga menjadi amal jariyah.. Aamiin Allahumma Aamiiin...


Surabaya, 25 Mei 2016 menjelang Shubuh





Jumat, 06 Mei 2016

Murattal Ust. Maulana Yusuf

Assalamu'alaikum..

Jadi ini ceritanya pingin download murattalnya Ust. Maulana Yusuf. Tau kan siapa beliau ini? Yup, bener banget. Beliau ini menantunya Aa Gym yang suaranya MasyaAllah banget. Seorang Aa Gym saja bisa terkagum-kagum sama beliau saat baca Al Qur'an, apalagi kita yang manusia biasa ini. Hehe.. Nah berhubung tidak bisa download langsung semuanya jadi disimpan dulu ya link.nya.. Monggo kalau mau download. Dijamin gak nyesel. Bikin hati adem lah ^^

001A ALFATIHAH (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1RB3JfR
001B ALFATIHAH (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1ZPh2hW
001C AL FATIHAH (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1ZPh4GF
001D AL FATIHAH (RAST) ⇨ http://j.mp/1RB3IZk
001E ALFATIHAH (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1Rt0aLW
001F AL FATIHAH (JIHARKAH).mp3 ⇨ http://j.mp/1Rt0cmX
001G AL FATIHAH (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1RB3KjS
036 YASIN (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1MFGEf0
055 AR-ROHMAN (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1ZPh4GL
056 AL WAQI'AH (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1UGD4V2
067 AL MULK (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1RB3KAl
068 AL QOLAM (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1MFGDrt
069 AL HAQQOH (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1ZPh2hQ
070 AL MA'ARIJ (RAST) ⇨ http://j.mp/1ZPh4GH
071 NUH (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1UGD5bm
072 AL JIN (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1UGD5bq
073 AL MUZZAMMIL(RAST) ⇨ http://j.mp/1MFGDrr
074 AL MUDDATSIR (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3KAf
075 AL QIYAMAH (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1RB3KAh
076 AL INSAN (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1ZPh2hR
077 AL MURSALAT (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1ZPh4GJ
078 AN NABA (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1ZPh4X1
079 AN NAZIAT(BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1RB3KjR
080 ABASA (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1ZPh4X2
081 AT TAKWIR (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1RB3JfH
082 AL INFITHOR (BAYYATI) ⇨ http://j.mp/1RB3KAd
083 AL MUTOFIFIN (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1ZPh4WZ
084 AL INSIQAQ (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1ZPh2hU
085 AL BURUJ (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1RB3KA9
086 AT THARIQ (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1RB3KjV
087 AL ALA (HIJAZ) ⇨ http://j.mp/1MFGEf6
088 AL GHOSIYAH (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1RB3JfD
089 AL FAJR (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1UGD2fP
090 AL BALAD (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1UGD2fT
091 ASY SYAMS (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1UGD2wd
092 AL LAIL (NAHAWAND) ⇨ http://j.mp/1UGD2wh
093 AD DHUHA (RAST) ⇨ http://j.mp/1UGD2fV
094 ASY SYARH (RAST) ⇨ http://j.mp/1UGD2fX
095 AT TIIN (RAST) ⇨ http://j.mp/1RB3KAn
096 AL 'ALAQ(RAST) ⇨ http://j.mp/1UGD4V6
097 AL QODR (RAST) ⇨ http://j.mp/1RB3JfJ
098 AL BAYYINAH (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3JfP
099 AL ZALZALAH (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3IZj
100 AL 'ADIAT (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3KA8
101 AL QORI'AH (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1MFGEf2
102 AT TAKATSUR (SIKAH) ⇨ http://j.mp/1UGD2wf
103 AL 'ASHR (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1MFGEf4
104 AL HUMAZAH (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3Jfy
105 AL FIIL (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1MFGEf8
106 AL QURAYS (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3JfL
107 AL MA'UN (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1RB3JfB
108 AL KAUTSAR (JIHARKAH) ⇨ http://j.mp/1ZPh4Gz
109 AL KAFIRUN (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1RB3KAp
110 AN NASR (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1RB3JfM
111 AL LAHAB (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1Rt0aLS
112 AL IKHLAS (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1RB3JfF
113 AL FALAQ (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1RB3KAj
114 AN NAAS (SHOBA) ⇨ http://j.mp/1ZPh4GA